1. Ahmad Syariful Rizal
2. Ali Rahman Setyoko
3. Amalia Fitri Yuniashri
4. Andika Fauziah Hapsari
5. Angga Rinto Pratama
6. Anggih Nawwira Putri
7. Aprelita Nurelli Dwiana
8. Brilliant Givya Ariansari
9. Delia Damayanti
10. Dwiky Falitihan Rizky
11. Eka Aprilia Arista Sari
12. Erri Grace Eva
13. Farah Diba
14. Fariz Ahmad Bernando
15. Feni Romalyana
16. Gaggah Zaputra
17. Hasan Djadid Assegaf
18. Lilik Dwi Asfiana
19. Maya Firdausi
20. Muhammad Beril Arrahman
21. Muhammad Chasanuddin Chalim
22. Muhammad Irfak Darojat
23. Muhammad Reza
24. Muhammad Zainul Anwar
25. Novita Oktaviana
26. Nikky Damaysari
27. Ramadhan Rizky Putranto
28. Restuningdyah Meita Sari
29. Rifky Dwi Ferdiyan
30. Samsul Hidayatullah
31. Sesilia Novista
32. Waritsah Assilmi
33. Welly Igusti Leo Yulio
34. Wilda Awalina
35. Yusvisca Nadhira Kanza
36. Vita Diana Rosyada
SYEH-PUJI..
Ya, tiga puluh enam kepala yang sehari-hari mendiami kelas di depan kantor TU pada jam belajar. Tentu saja, diantara sekian pelajaran itu banyak terselip rasa lain. Entah senang saat tidak ada jam, penat saat banyak tugas, jengkel saat ada ulangan dadakan, susah saat ada hafalan dan begitu riang saat bel pulang sekolah berbunyi.
Syembilan-H terpuji..
Mami Hidayatin tercinta sebagai wali kelas, mengurusi segalanya tentang kelas, dari urusan les pagi, hari besar agama dan menagih uang kas pada seluruh anggota kelas yang selalu berbelit-belit. Terima kasih banyak Bu Tin. Semoga selalu diberi kekuatan dan ketabahan saat menghadapi kelas kami yang terkenal mempunyai kemampuan bicara di atas rata-rata *survey menurut guru-guru yang pernah mengajar kita, sadar teman! Hehee,,*
Satu hal lagi, mungkin tak banyak yang tahu bahwa IX-H adalah kelas yang akan menorehkan sejarah dalam perjalanan SMP N1 Bangil. Kita, saat daftar masih mengenakan seragam putih-merah dengan wajah yang masih culun dan masih menggandeng tangan orang tua, lalu diterima dan menjalani tes jaringan kelas. Mengerjakan setiap butir soal dan mengumpulkan harapan menuju kelas impian. Dan, kita sampai di kelas VII-G. inilah saat yang tak terlupakan. Banyak yang tak saling kenal. Hanya berbicara seputar hal-hal umum, masih tak berani mengungkapkan yang terlalu pribadi. Dan aroma persaingan jelas tercium kuat.
Hingga akhir semester dua..
Nasib kita masih tak tentu, banyak yang mengatakan kita akan berpisah namun ada juga yang mengatakan bahwa kita tetap akan satu kelas. Entahlah. Sampai pada akhirnya kenyataan membuktikan kita tetap satu kelas. Kita berada di kelas VIII-A. Kelas VIII adalah tahun yang berat. Banyak pelajaran yang akan didapat disini, tentunya tugas tak pernah absen. Belum lagi acara lain luar sekolah, seperti ekskul, bimbel, shopping, kumpul-kumpul sama temen, kerja kelompok, hoah, sudahlah.. kita sudah melewatinya sekarang.
Dan sampai semester dua berakhir, kita masih diguncang banyak pertanyaan, benarkah kita akan sekelas lagi? Memang, kita tak ingin kekompakan kita musnah, tapi akankah kita hanya bergelut pada dunia dengan kepala dan rupa yang sama? Tapi itu adalah kenyataan!
Biarlah, apapun itu. Satu kelas atau tidak. Tetap berteman atau tidak. Nilai tugas baik atau buruk. Kita tetap berusaha memberikan yang terbaik. Dan kini, tengah marathon mengejar materi dan berjuang keras menghadapi UNAS dan UAS. Teman, semoga kita dan seluruh siswa-siswi SPENSABA lulus 100% dengan nilai yang membanggakan. Amin..
Dan nantinya kita akan mengenakan pakaian yang telah lebih dahulu dikenakan oleh kakak-kakak kelas kita. Kita akan berjalan di atas panggung, berjabat tangan dan menerima kertas yang nantinya akan menuntun kita ke kehidupan selanjutnya. Kita tak akan terpisah kan teman? Sudah tiga tahun kita lalui bersama. Pahit manis kejadian sekolah. Tentu, aku berharap begitu. Aku akan selalu merindukan kalian. Love you all!
Masih banyak rahasia yang tak terungkapkan disini..